Jelang perayaan Hari Internasional Masyarakat adat Se-Dunia “HIMAS” tanggal 9,Agustus 2025 yang di buka secara resmi oleh tetua Adat Kesepuhan Guradog hari ini 7,Agustus 2025 di Desa Guradog kecamatan Curug bitung, Lebak Banten
Yashinta Moiwend, perempuan adat dari Kabupaten Merauke, Papua Selatan yang banyak menyuarakan soal PSN Merauke diundang hadir dalam kegiatan ini
Mama Yashinta, panggilan akrabnya ini saat diberi kesempatan berbagi cerita tragis yang berkaitan langsung dengan hak-hak masyarakat adat di Merauke yang dirampas, dibongkar tanpa sepengetahuan masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat.
“Saya sangat berterimakasih karena bisa hadir disini (Lebak), karena saya juga perempuan adat. Hutan dan tanah yang kami pertahankan saat ini ibarat rahim seorang perempuan yang sedang di bongkar, dirampas dengan semena-mena, dan kami yakin ini sudah melanggar hak-hak hidup masyarakat adat,” ujarnya.
Mama Yashinta juga meminta kepada semua perempuan adat yang tergabung didalam organisasi AMAN untuk bersolidaritas dan menyuarakan dengan tegas bahwa kita semua menolak PSN Merauke dan juga PSN yang ada dan sedang berjalan di daerah lain.
“Jika tidak saat ini, maka sudah pasti masyarakat adat akan punah dan hanya tinggal nama saja,” tuturnya (ok)